PARADIGMA HUMANIS-EMANSIPATORISTIK DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dalam penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: (1) Mengetahui konsep paradigma humanis-emansipatoristik dalam Pendidikan Agama Islam; (2) Mengetahui konsep dan paradigma Humanis-Emansipatoristik dalam Pendidikan Agama Islam melalui pemikiran Paule Freire; (3) Untuk mengetahui konsep dan paradigma Humanis-Emansipatoristik dalam Pendidikan Agama Islam melalui pemikiran Abdurrahman Mas’ud.
Penelitian ini menggunakan metode Library Research atau Telaah Pemikiran/Kepustakaan. Adapun pendekatan yang digunakan oleh peneliti yaitu pendekatan deskriptif analisis, yaitu mengumpulkan data, menyusun data, kemudian diolah dan dianalisis untuk memberikan gambaran atas data yang diteliti sehingga dapat dipahami.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Konsep paradigma humanis-emansipatoristik dalam Pendidikan Agama Islam adalah setiap peserta didik berhak menentukan pilihannya berdasarkan kreativitas dan bakatnya tanpa ada bentuk paksaan, penindasan, ataupun diskriminasi. Kebebasan pendidikan khususnya dalam pendidikan agama Islam adalah bebas dalam ranah mengolah kemampuan kreativitas yang terdapat pada diri setiap peserta didik dan masih adanya norma-norma yang berlaku sebagaimana pesan dalam Al-Qur’an dan Hadist sehingga tidak merugikan orang lain; (2) Konsep dan paradigma humanisemansipatoristik Paulo Freire dalam Pendidikan Agama Islam adalah meningkatkan kesadaran manusia terhadap realitas sosial dihadapannya dan meningkatkan kualitas intelektual potensi manusia, menurut Freire pendidikan sebagai jalan dalam berpikir rasional dan realistis supaya manusia memahami akan tantangan, kebutuhan, dan permasalahan yang berkaitan dalam kenyataan bermasyarakat dan manusia juga memiliki keunikan dan kreativitas sehingga tidak bisa dianggap sama dengan yang lain; (3) Konsep dan paradigma humanis-emansipatoristik Abdurrahman Mas’ud dalam Pendidikan Agama Islam merupakan suatu konsep keagamaan yang berupaya memanusiakan manusia dan berupaya untuk menghumanisasi ilmu pengetahuan, sekaligus menitikberatkan pada tanggungjawab, serta hubungan manusia dengan Allah dan sesama manusia, atau hablum minallah dan hablum minannas.