TANTANGAN KESENJANGAN KAWASAN PERBATASAN 3T BERDASARKAN PP NO. 78 TAHUN 2014 (Studi Kasus Kecamatan Sebatik Utara, Kalimantan Utara)

Dalam penelitian ini, fokus utamanya adalah untuk menganalisis tantangan yang dihadapi terkait kesenjangan di kawasan perbatasan 3T dan peran pemerintah dalam mengatasi isu-isu tersebut di Kecamatan Sebatik Utara, Kalimantan Utara. Fokus utama dalam penanganan masalah kawasan perbatasan sering kali lebih pada perlindungan dari ancaman luar (external threat) dibandingkan dengan masalah-masalah internal. Kesenjangan tersebut dapat terlihat pada sektor-sektor seperti ketahanan pangan, kesehatan, dan ekonomi.
Dengan menggunakan metode yuridis empiris, penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena yang sedang berlangsung. Peneliti melakukan wawancara dengan partisipan dan mengajukan pertanyaan yang bersifat umum dan menyeluruh tentang fenomena tersebut maka dibutuhkan gambaran yang jelas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembangunan dibeberapa sektor seperti ketahanan pangan, kesehatan dan ekonomi masih harus menjadi sorotan pemerintah. Misalnya, dalam sektor kesehatan masih terdapat kekurangan tenaga medis. Dalam sektor ketahanan pangan, masyarakat secara sadar melakukan tindakan secara illegal, berupa pengambilan bahan pangan seperti: gula, ikan dan gas untuk memenuhi kebutuhan hidup. Permasalahan yang timbul dari sektor-sektor tersebut diakibatkan oleh kurangnya dana APBD. Namun,sampai saat ini, pemerintah setempat masih terus mengambil peran dalam pembangunan daerah. Hal ini dibuktikan dengan perubahan status Kab. Nunukan yang dulunya masuk dalam kategori 3T menjadi 2T.