Pengaruh dukungan keluarga terhadap resiliensi klien rehabilitasi NAPZA di Bogor

Pandemi covid-19 yang mengakibatkan adanya peraturan baru dari pemerintah untuk tetap “dirumah aja”, hal ini menyebabkan jumlah kasus penyalahgunaan NAPZA meningkat. Pengguna NAPZA mayoritas kalangan remaja sampai dewasa awal dengan rentang usia 24-29 tahun. Alasan mengonsumsi karena adanya permasalahan keluarga yang dirasakan oleh klien. Untuk sembuh dari NAPZA dibutuhkan usaha yang besar, usaha ini disebut dengan resiliensi. Resiliensi berkaitan dengan dukungan keluarga, yang mengartikan bahwa resiliensi dipengaruhi oleh dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap resiliensi klien rehabilitasi NAPZA di balai rehabilitasi Bogor. Populasi dalam penelitian ini adalah klien rehabilitasi NAPZA Bogor, dengan teknik pengambilan sampel berjumlah 110 klien berasal dari 2 balai rehabilitasi NAPZA di Bogor. Berdasarkan analisis data menggunakan regresi linear sederhana untuk melihat pengaruh dukungan keluarga terhadap resiliensi klien NAPZA diketahui bahwa resiliensi dipengaruhi oleh dukungan keluarga senilai 7.6%. Berdasarkan hasil perhitungan anova didapat nilai sig < 0.05, serta nilai koefisien dukungan keluarga sebesar 0.352. Hipotesis alternatif (Ha) diterima sedangkan hipotesis null (H0) ditolak. Dengan demikian, apabila dukungan keluarga yang diperoleh seorang klien NAPZA itu semakin banyak maka semakin tinggi pula resiliensi yang dimiliki oleh seorang klien NAPZA.