ISLAM NUSANTARA: SEBUAH TRADISI KEISLAMAN WARISAN WALISONGO

Studi ini bertujuan untuk menelusuri suatu landasan dari konsep Islam Nusantara yang digagas oleh Nahdllatul Ulama (NU) dalam Muktamarnya yang ke-33 di Jombang pada 2015 lalu. Konsep Islam Nusantara hingga saat ini masih menjadi isu yang masih aktual untuk dibicarakan. Hal demikian disebabkan lantaran masih ada beberapa kalangan umat Islam di Indonesia yang menolaknya karena tidak memahaminya secara komprehensif sehingga memandang bahwa Islam Nusantara bertentangan dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research) melalui pendekatan sejarah yang meliputi empat tahapan kerja yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber (penilaian sumber), interpretasi (penafsiran sumber), dan historiografi (penulisan sejarah). Adapun untuk penggunaan sumber data primer, penulis membatasinya dengan menggunakan tiga buku mengenai Islam Nusantara karya tiga tokoh NU yang masing-masing merepresentasikan tiga elemen dalam NU. Hal ini ditujukan karena (1) konsep Islam Nusantara terlahir dalam tubuh NU; (2) sebagai bentuk upaya penulis untuk melihat konsep Islam Nusantara melalui sudut pandang dari kalangan NU sendiri. Adapun ketiga buku tersebut antara lain: Islam Nusantara karya Ahmad Baso (Wakil Ketua PP Lakpesdam NU periode 2015-2020, merepresentasikan elemen struktural NU); Mengenal Konsep Islam Nusantara karya M. Isom Yusqi dkk. (jajaran dosen Unusia, merepresentasikan elemen intelektual NU); dan Islam Nusantara: Antara Teks, Konteks Keindonesiaan, dan Kemodernan karya Sukron Kamil (merepresentasikan elemen NU secara kultural). Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analysis) terhadap sumber data primer serta sumber data sekunder yang berkaitan dengan tema pembahasan dalam skripsi ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Islam Nusantara yang dicetuskan oleh NU bukanlah sebuah konsep yang tidak memiliki landasan. Studi ini menegaskan bahwa landasan konsep tersebut merujuk pada tradisi keislaman walisongo. Hal ini terlihat dari dasar keilmuan Islam Nusantara yang meliputi bersanad, bermadzhab, dan berlandaskan paham Aswaja; juga pokok ajaran Islam Nusantara yang mencakup sikap Tawassuth, Tawaazun, I`tidaal, dan Tasaamuh yang merupakan upaya merealisasi tradisi keislaman yang diwariskan oleh walisongo dalam konsep Islam Nusantara.