CERAI GUGAT AKIBAT KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi Putusan Nomor 3460/Pdt.G/2023/PA.JB)

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh hakim dalam menangani kasus perceraian yang diajukan akibat kekerasan dalam rumah tangga, sebagaimana yang terjadi dalam perkara Nomor 3460/Pdt.G/2023/PA.JB. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memahami bagaimana hakim menerapkan prinsip-prinsip hukum dalam mengambil keputusan dalam kasus perceraian yang melibatkan kekerasan dalam rumah tangga, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan hakim Pengadilan Agama Jakarta Barat dalam menjatuhkan putusan dalam kasus perceraian yang disebabkan oleh kekerasan dalam rumah tangga.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, yang bertujuan untuk menganalisis dan menggambarkan situasi aktual di lapangan. Penelitian kualitatif berfokus pada pemeriksaan keadaan alami, dengan peneliti berperan sebagai instrumen utama. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dengan salah satu hakim di Pengadilan Agama Jakarta Barat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hakim mempertimbangkan faktor-faktor hukum dalam membuat keputusan terkait perceraian akibat kekerasan dalam rumah tangga, seperti dalam perkara Nomor 3460/Pdt.G/2023/PA.JB. Mereka memandang kekerasan dalam rumah tangga (psikis) sebagai tindakan yang tidak dapat diterima karena dapat membahayakan salah satu pasangan. Dalam konteks ini, Undang-Undang KDRT (UU Nomor 23 Tahun 2004) diterapkan, yang menyatakan bahwa pelaku kekerasan dalam rumah tangga dapat dikenai sanksi pidana. Undang-undang ini mendefinisikan kekerasan dalam rumah tangga sebagai tindakan terhadap individu, terutama perempuan, yang menyebabkan penderitaan atau kesengsaraan fisik, seksual, psikologis, dan/atau pengabaian, termasuk ancaman, pemaksaan, atau pencabutan kebebasan secara ilegal dalam lingkup rumah tangga.