Permohonan dispensasi nikah bawah umur karena hamil di luar nikah (Studi kasus Pengadilan Agama Jakarta Barat)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur dan pertimbangan hakim dalam penetapan perkara dispensasi nikah di Pengadilan Agama Jakarta Barat.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif, jenis data yang digunakan adalah data primer dan data skunder. Mengenai data penelitian penulis memperoleh data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan.

Permohonan dispensasi nikah diajukan dalam rangka untuk menjaga kehormatan dan martabat keluarga dari segala perilaku yang dilarang dan menyimpang dari nilai-nilai agama dan hukum yang berlaku, demi menghindari kemadharatan yang lebih besar. Pemberian dispensasi nikah menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah bagi remaja yang sudah terlanjur hamil sebelum terjadinya pernikahan secara sah. Sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa “perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai usia 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas) tahun”. Serta adanya faktor yang menjadi alasan permohonan dispensasi nikah dikabulkan apakah nantinya akan menimbulkan kemaslahatan atau sebaliknya. Dalam penetapan perkara dispensasi nikah ini hakim harus cermat dan komprehensif dari berbagai sudut pandang dalam memberikan pertimbangan baik itu pertimbangan secara subyektif maupun obyektif, pertimbangan pesikologis, pertimbangan sosial, pertimbangan baik dan buruknya dikabulkan permohonan tersebut