Resistensi komunitas Dayak Hindu-Budha Bumi Secandu Losarang (Terhadap gerakan Islamisasi di Indramayu)

Fokus pembahasan pada penelitian ini adalah menyoroti tentang proses perlawanan yang dilakukan Komunitas Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Losarang atas fatwa sesat yang dikeluarkan MUI Kabupaten Indramayu dalam menyikapi tradisi dan keyakinan mereka, serta perlawanan terhadap gerakan Islamisasi yang ditandai dengan munculnya gagasan penerapan perundang-undangan daerah (perda) berbasis syariah. Studi ini dimulai dari penyajian data tentang fenomena gerakan Islamisasi, pemberlakuan perda syariah, serta penerbitan fatwa sesat oleh MUI Kabupaten Indramayu pada tahun 2007 yang berimbas pada terancamnya keberlangsungan kebebasan berkeyakinan dan keberlangsungan tradisi lokal yang telah dijalankan oleh Komunitas Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Losarang karena dianggap berseberangan dengan hukum Islam. Dengan menggunakan pandangan teori perlawanan dan wacana gerakan dakwah dengan paradigma puritanisme keagamaan, studi ini menghimpun dua hal bentuk perawanan yang dilakukan oleh Komunitas Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Losarang, yakni perlawanan secara doktrin dan kultural yang disampaikan dan dijalankan di dalam komunitas tersebut, serta, kedua, perlawanan melalui aksi pengabaian fatwa dan perjuangan atas kebebasan beragama dan berkeyakinan sesuai dengan prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia(HAM). Penelitian ini adalah bagian dari bentuk dokumentasi atas perlawanan sebuah masyarakat sub-kultur terhadap kebijakan maupun perspektif institusi atau penganut agama mayoritas yang dianggap kurang begitu mempertimbangkan aspek masyarakat lokal.