UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SANTRI MELALUI POLA INTERAKSI USTAD DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI RUMAH TAHFID RAIHAN WALADHAN SHALEH

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap minat belajar santri dan implementasinya di rumah tahfidz Raihan Waladhan Shaleh.

Metode yang digunakan adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dengan validasi dan triangulasi. Adapun analisis data menggunakan prosedur yang dikembangkan Miles dan Huberman. Subyek penelitian adalah para guru/ustadz, pembina dan santri. Unit analis dalam penelitian ini adalah rumah tahfidz Raihan Waladhan Shaleh.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa; 1). Santri di rumah tahfidz lebih banyak yang berinteraksi selama proses belajar mengajar berlangsung, meski masih ada sebagian kecil santri yang cenderung diam (ta’dzim). Karena dari minat tersebut proses belajar mengajar bisa dikatakan efektif dan berjalan dengan lancar ketika interaksinya antara santri dengan ustadz, santri dengan santri, ustadz dengan santri. Dari interkasi itulah akan menentukan sejauh mana tingkat kepahaman santri terhadap pelajaran yang di sampaikan oleh ustadz. Meskipun ada juga beberapa santri yang interaksinya sangat kurang selama proses belajar mengajar berlangsung, hal ini di sebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. 2). Ada dua macam pola interaksi antara ustadz dan santri yang digunakan di Rumah Tahfidz Raihan Waladhan Sholeh dalam proses belajar mengajar yaitu pola interaksi satu arah, dan dua arah. Kendala yang ditemui oleh ustadz di Rumah Tahfidz Raihan Waladhan Sholeh dalam sistem pembelajaran dapat dibedakan atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan ustadz kurang kompeten untuk menjadi tenaga profesional pendidik atau jabatan ustadz yang di sandangnya hanya merupakan pekerjaan alternatif terakhir tanpa memenuhi tugas sebenarnya selaku ustadz (guru), berbagai kebijakan Rumah Tahfidz yang memberikan tugas ganda kepada ustadz, kemampuan ustadz untuk menerapkan berbagai metode pengajaran masih kurang, serta sarana dan prasarana pondok yang kurang memadai. Sedangkan faktor eksternal antara lain minimnya pengetahuan dan pelajaran agama yang diterima santri dari orang tua maupun pendidikan sebelumnya, kekurang pedulian orang tua dan masyarakat terhadap pentingnya belajar di rumah tahfidz, berbagai aktifitas dan perkembangan zaman yang mendukung kegiatan maksiat, serta keluarga yang kurang Islami.