Percerfaian akibat media sosial (Analisis putusan pengadilan Agama jakarfta Barat perkara Nomor 1741/Pdt.G/2017/PA.JB)

Skripsi ini adalah hasil penelitian dan kajian terhadap sebuah kasus dalam putusan perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media sosial dapat memicu terjadinya perceraian dan dasar hukum pertimbangan hakim dalam memutus perkara perceraian akibat media sosial di Pengadilan Agama Jakarta Barat.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) melalui pendekatan kualitatif.

Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa kasus itu secara deskriptif menunjukan bahwa media sosial yang sejatinya adalah alat komunikasi justru disalahgunakan untuk perselingkuhan hingga banyak dampak negatif yang ditimbulkan seperti tidak harmonisnya hubungan suami istri yang kemudian menyebabkan perselisihan yang terus-menerus sampai pada perceraian. Pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara gugatan perceraian karena perselingkuhan di media sosial. Hakim telah mempelajari alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk memutuskan perkara perceraian sebagaimana telah ditentukan di dalam penjelasan UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 39 ayat (2) dan PP No. 9 Tahun 1975 Pasal 19 serta KHI Pasal 116, disamping itu hakim juga mempertimbangan dengan seksama mana yang harus didahulukan antara mempertahankan ikatan perkawinan atau memutuskannya. Dengan mempertimbangan keadaan rumah tangga harmonis yang sulit diwujudkan, maka hakim memilih untuk menjatuhkan putusan perceraian sesuai yang diajukan penggugat yakni talak ba’in shugra dari pada mempertahankan rumah tangga tersebut.